UAE Meningkatkan Kepemimpinan AI dengan Indeks Kesiapan dan Tes Keselarasan Budaya

24

Uni Emirat Arab memperkuat posisinya sebagai pemimpin global dalam kecerdasan buatan dengan peluncuran Indeks Kesiapan Kecerdasan Buatan yang baru dan pengujian penyelarasan budaya yang inovatif. Diumumkan oleh Menteri Negara Urusan Kecerdasan Buatan, Ekonomi Digital, dan Penerapan Pekerjaan Jarak Jauh Omar Sultan Al Olama pada Pertemuan Tahunan Pemerintah UEA 2025 di Abu Dhabi, inisiatif-inisiatif ini menandai perubahan signifikan dari sekadar mengadopsi AI menjadi secara efektif memanfaatkan dan mengintegrasikan AI ke seluruh operasional pemerintah.

Menilai Kesiapan AI: Indeks Kesiapan Baru

Inti dari strategi ini adalah Indeks Kesiapan Kecerdasan Buatan. Indeks ini bertujuan untuk mengevaluasi kesiapan entitas federal untuk unggul di era AI. Daripada hanya mengukur tingkat adopsi, hal ini akan menilai kemampuan organisasi untuk berhasil menerapkan dan memanfaatkan teknologi AI dalam operasi sehari-hari mereka. Evaluasi sistematis ini akan sangat penting dalam pengambilan keputusan kebijakan di masa depan dan memandu transformasi digital UEA yang sedang berlangsung.

Potensi AI untuk Transformasi Ekonomi

Menteri Al Olama menyoroti potensi ekonomi transformatif dari AI, dengan menyatakan bahwa AI dapat melipatgandakan produktivitas setiap warga Emirat hingga seratus kali lipat. Hal ini setara dengan meningkatkan kapasitas produktif UEA menjadi negara berpenduduk 100 juta orang. Ia menekankan bahwa lanskap global baru akan ditentukan oleh kecerdasan, bukan ukuran atau kecepatan. Hal ini menggarisbawahi komitmen UEA untuk berinvestasi dan mengembangkan kemampuan AI agar tetap kompetitif dalam skala global.

Mendemonstrasikan Adopsi dan Kemajuan AI

Data saat ini menunjukkan bahwa UEA telah mencapai tingkat pemanfaatan alat AI yang mengesankan sebesar 97% di seluruh entitas pemerintah federalnya. Hal ini menandakan pendekatan yang proaktif dan tangkas dalam mengadopsi teknologi canggih, sehingga semakin meningkatkan posisi negara ini sebagai pemimpin dalam penerapan AI oleh pemerintah. Sesi Pertemuan Tahunan Pemerintah mempertemukan para kepala AI dari berbagai entitas, mendorong pertukaran pengetahuan dan koordinasi dalam domain AI yang berkembang pesat.

Memastikan Keselarasan Budaya: “AI di dalam Ring”

Selain Indeks Kesiapan, Menteri Al Olama meluncurkan “AI in the Ring,” sebuah inisiatif pertama di dunia untuk menilai keselarasan budaya model AI. Tes unik ini menilai bagaimana platform seperti ChatGPT, Grok, dan Gemini selaras dengan nilai-nilai budaya lokal, menggunakan 250 petunjuk yang berpusat pada sejarah, budaya, dan norma-norma sosial UEA. Hal ini menunjukkan pendekatan berpikiran maju terhadap penerapan AI, dengan mengakui pentingnya memastikan bahwa sistem AI tidak hanya berteknologi maju tetapi juga peka budaya dan selaras dengan nilai-nilai masyarakat.

Lanskap AI yang Lebih Luas di UEA: Adopsi dan Bakat

Kemajuan UEA dalam bidang AI melampaui pengumuman baru-baru ini. Saat ini, 58% populasi UEA telah mengadopsi alat AI, yang tertinggi secara global. Selain itu, negara ini telah melampaui target 300.000 coder secara signifikan, mencapai 450.000, yang menunjukkan komitmen untuk membangun kumpulan talenta AI yang kuat.

Kombinasi Indeks Kesiapan AI dan “AI in the Ring” menunjukkan komitmen UEA untuk menjadi pemimpin yang bertanggung jawab dan inovatif di era kecerdasan buatan, memastikan kemajuan teknologi terintegrasi dengan kepekaan budaya dan kesejahteraan masyarakat.

Langkah-langkah proaktif UEA menandakan peralihan menuju kepemimpinan AI yang bertanggung jawab, dengan fokus pada kemajuan teknologi dan relevansi budaya. Inisiatif-inisiatif ini menempatkan negara ini sebagai pemain kunci dalam membentuk masa depan AI secara global.